Tak
berapa lama, terlihat di depan gang sana anak-anak SMA yang baru pulang
sekolah. Hari apa ini ?. aku teringat kalau saat ini aku liburan. Tak lama,
hanya karena kelas 12 sedang melaksanakan Ujian Nasional. Mereka lewat dengan
senyuman-senyuman indah. Oh iya hari ini kan hari terakhir mereka bertarung
dengan soal-soal negara. Mengenakan seragam sama, atas baju putih dan bawah
abu-abu. Yang putri pakai rok dan tentu yang pria memakai celana. Sebenernya itu
warna biru muda tapi banyak yang bilang abu-abu. Yasudahlah.
Seorang
pria menghampiriku, salah satu siswa SMA tadi. Mengayuh sepedahnya mendekatiku.
Ikut naik ke atas, dan kami berbincang-bincang. Perbincangan kecil, ini pun tak
sengaja. Tapi tapi bukan dia orang yang ku tunggu sedari tadi. Pertemuan ini
tak sengaja. “sedang apa disini ?” tanyanya kepadaku. “menunggu seseorang”
jawabku atas pertanyaannya. “masih lama kah ?’ lanjutnya bertanya. “entahlah”
jawabku singkat. Ya memang aku tak tahu kapan orang yang aku tunggu akan tiba. “yaudah,
kakak gak bisa lama-lama nih. Pulang duluan ya” pamitnya padaku. “iya ka
hati-hati ya” balasku. Dia turun kebawah menggunakan tangga. Mengambil sepedahnya
dan mulai dikayuh kembali menuju rumahnya. Melihatnya semakin menjauh, sampai
tak terlihat lagi tetap saja orang yang ku tunggu belum datang.
Menunggu
kembali, sendiri aku menunggu disini. “hay” suara yang mengagetkanku. Ku arahkan
pandanganku padanya. Dia temanku tapi bukan yang ku tunggu. “oh, hay” balasku
atas sapaannya tadi.
X : “lagi ngapain disini ?”
Y : “Menunggu seseorang”
X : “siapa ?”
Y : “ kau tau lah ”
X : “ oh, iya iya”
Y : “ udah lama ?”
X : “lumayan”
Percakapan
ringan antara aku dengannya menemaniku menunggu seseorang yang sedang ku
tunggu. Entah dari tadi sedang membahas apa. Mulai dari A sampai Z. Karena pembahasannya
sedari tadi berbeda-beda topik pembicaraan. Melihat jam tangan yang sedang dia
kenakan, ternyata aku sudah menunggu kurang lebih satu setengah jam. Lumayan lama
untung saja ada teman mengobrol jadi tak terasa menunggu nya.
X : “eh maap ada semut dikepala tuh, sini diambilin”
Y : “mana, mana? Ambilin dong tolong”
Saat
tangannya sedang mengambil semut yang ada dikepala ku. Seketika orang yang ku
tunggu ada dibelakangnya. Matanya melihat kearahku tapi kakinya melangkah bukan
kearahku, membawa sesuatu tapi aku tak tau apa yang dia bawa. Heyyy ? kenapa ?
kenapa dia tak menghapiriku. Aku biarkan dia ke arah rumah warga yang ada
dibelakang tempatku menunggu ini. Mungkin dia sedang mengambil sesuatu atau
sedang muter lewat belakang, entahlah. Namun ini lama, setelah aku melihatnya
melangkah bukan ke arahku ternyata sudah lima belas menit dia pergi. Ada apa ? padahal
sudah jelas kami janjian di tempat ini ?.
“ kau lihat dia tadi ? Persis dibelakangmu tapi dia tak jadi kesini. Malah pergi
begitu saja. Ada apa?” tanyaku pada temanku. “hah, iya apa ? tidak lihat. Yasudah
kita cari sekarang” usulnya padaku. “baiklah kau kearah kanan, aku kearah kiri”
arahku. Kami mencarinya terpisah agar cepat ketemu.
Aku berjalan lurus sambil
menengok ke kanan dan ke kiri, mencari sosok dirinya. Hatiku semakin tak enak,
apakah dia marah atas kejadian tadi ? itukan tak sengaja hanya mengambil
binatang yang ada di kepalaku. Semakin cepat langkah ini untuk mencarinya,
dikerumunan orang-orang yang sedang berbelanja. Ya, aku mencarinya melewati
toko-toko baju. Berlari tak peduli sekitar sedang ramai, sudah jauh aku berlari
tetap saja dia tak ku temukan. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali,
barangkali temanku sudah menemukannya duluan. Aku dan temanku bertemu di salah
satu toko baju, nafasku sudah tak beraturan karena berlari tadi. Saat sampai
ternyata temanku juga belum menemukannya. Kami cari lagi sekarang ke arah yang
berlawanan, semakin kencang dan kencang langkahku. Aku berlari kembali
mencarinya. Takut jika dia sudah pergi jauh dari tempat ini, cukup jauh aku
berlari tapi tetap tak ada hasil. Ku putuskan untuk kembali ke toko baju tadi,
berharap temanku sudah menemukannya. Nafasku semakin tak beraturan, berlari
saja sedari tadi.
Langkahku terhenti melihat dia yang ku cari ada di hadapanku.
Temanku menemukannya duluan. Tanpa fikir panjang, reflek aku memeluknya dari
belakang. Saat itu dia sedang menghadap membelakangi tubuh ku. “jangan pernah
ninggalin lagi ya, jangan pernah mencoba buat ngejauh lagi” ucapku yang masih
memeluknya dari belakang. Pelukanku dilepas secara perlahan olehnya. Dia ber balik
badan, tersenyum kearahku. Dan memeluku, airmataku tak terbendung saat ini
tumpah dalam dekapannya. Aku tak mau kehilangannya lagi, dan aku akan berusaha
sekuat tenagaku agar dia selalu berada disampingku.
“bangun,
bangun. Udah pagi. Cepat mandi sana hari iini kita pergi” suara yang
mengagetkanku. Terang lampu putih, dan tubuhku yang diatas kasur. Membuka perlahan
mataku dan ternyata ??? tadi hanya mimpi. Bunga tidur ku tadi malam. Tapi bagiku
itu bukan mimpi karena aku merasakannya. Dan soal kalimat terakhir. Itu memang
benar, dan itu kenyataan.
Komentar
Posting Komentar