Jangan bersuara!
Jangan berdebat!
Jangan menghakimi!
Jangan menuntut sama!
Karena ditulisan saat ini hanya ada pertanyaan-pertanyaan
yang jawabannya dapat kalian simpulkan sendiri. Pertanyaan yang dimana setiap
orang mempunyai sudut pandang yang berbeda. Ingat! Jawab dengan keyakinan
kalian masing-masing, jangan ragu sebab aku sudah mendahuluinya dengan kata “Jangan”.
Baiklah, kita awali dengan cerita sederhana. Sesederhana dongen
masa kecil.
Saat
matahari malu-malu menampakan sinarnya, awan pun ikut membantu menyembunyikan
matahari seolah-olah tau apa yang matahari butuhkan. Ketika sang awan menemui
satu diantara miliyaran penduduk bumi sedang bersedih, ia perlahan menurunkan butiran-butiran
air ke bumi seolah-olah tau apa yang dibutuhkan seseorang itu.
Perlahan aku
merasakan tetesan air menyentuh tubuhku, semakin banyak mereka mendatangiku. Hujan,
begitulah orang menyebutnya. Aku selalu suka hujan, bagiku hujan selalu mampu
menemaniku saat sedih. Membantuku untuk menutupi aliran bening dari mata ini.
Memberikanku kesempatan untuk menyatakan semua yang kurasa, di tengah derasnya
dengan suara-suara menggebu dari langit.
Apakah cinta harus berujung dengan
benci? Apakah cinta mengenal kata bosan? Apakah cinta selalu ada tangisan? Jawablah.
Aku hanya mampu menjawab pertanyaan yang terakhir, dan jawabannya “akan selalu
ada”. Ku telusuri jalan licin dari kerikil hitam padat ini, menuju sebuah
tempat yang menurutku paling indah, indah bila bersamanya. Tubuh ini menghantam
miliyaran air dari langit, sama sekali tak mengeluh karena memang inilah yang
dibutuhkan. Tiangku telah hilang, entah hilang selamanya atau nanti ia akan
kembali lagi. Jadi, cinta diawali rasa saling percaya atau percaya diawali rasa
saling cinta? Jawablah. Kunikmati tapakan yang kulalui, kunikmati rasa sakit
menghantam. Bukan, bukan fisiku yang sakit aku yakin kamu tau apa yang sakit. Ada
yang penah berkata padaku “Jangan penah kamu berusaha melupakan seseorang,
karena setiap kali kamu berusaha utuk melupakan itu artinya kamu berusaha
mengingat kembali kepingan-kepingan kejadian dimasa lalu. Maka cara terbaik
adalah menggenggam kenangan itu erat-erat dan menerimanya dengan senyuman”
setujukah kamu? Entah kenapa kali ini aku setuju.
Jika ada kata
bosan, pantaskah itu disebut sebagai cinta? Jika mengenal kata lelah, pantaskah
itu disebut cinta? Jika mengenal kata benci, pantaskah itu disebut cinta? Jawablah.
Ketika semua harapan indahku telah ku sampaikan padanya, mengapa ia malah
berbalik diri? Ketika semua rasa percayaku telah ku kasih padanya, mengapa ia
malah menjauh? Ketika semua cerita telah ku ceritakan padanya, mengapa ia
semakin acuh?.
Sampailah aku
pada tempat tujuan, tempat dimana kenangan indah selalu tercipta disini. Sampai
detik inipun aku akan membuat sebuah kenagan indah dengan konteks yang berbeda.
Ingatkah kamu? Ketika air mata membasahi wajahku? Kau menghapusnya dengan
lembut. Ingatkah kamu? Saat aku sedih? kamu berusaha menghiburku dengan
bunga-bunga dan permainan yang riang. Ingatkah kamu? Saat diri ini merindu? Kau
datang dari belakangku membawa senyuman
indah yang selalu mampu membuat tenang hati ini. ingatkah kamu? Saat air
tenang? Kita menelusurinya dengan rakit-rakit kecil bercerita panjang yang
kadang terselip harapan-harapan indah yang kita buat bersama. Saat ini, detik
ini, saat kamu sudah tidak ada lagi, saat senyumu sudah bukan miliku lagi, saat
tawamu sudah dipersembahkan untuk orang lain, aku datang kesini membawa semua
rasa yang pernah dilalui.
Aku tau,
semua yang telah terjadi dimasa lalu tidak akan kembali terulang sama persis. Menerima,
hanya itu yang mampu ku lakukan. Karena bagiku cinta tak mengenal benci. Saat terluka
karena cinta, seharusnya kita tahu itulah resiko jatuh cinta. Ketika rasa
kecewa dan sedih didatangkan oleh cinta, ingatlah bahwa kita pernah bahagia
bersamanya. Jadi apa yang harus kita sesali? Bagiku waktu-waktu bersamanya tak
pernah terbuang sia-sia. Karena aku yang telah menerimanya masuk dalam cerita
hidupku, aku yang telah mengizinkannya menciptakan cerita-cerita hidup
bersamaku, aku yang telah percaya bahwa dia akan membuatku bahagia. Karena tindakan
PENERIMAAN lebih baik daripada usaha MELUPAKAN. Saat kau merindu, biarkan ia
mengalir dikepalamu namun berusahalah untuk tidak mengalir dihatimu. Sebagai penutup
ada seseorang yang pernah berkata padaku “Kamu boleh sakit hati, tapi kamu
tidak boleh menutup hatimu untuk orang lain”
Komentar
Posting Komentar