#2 Peta Menuju Gerbang





     Waktu berbaik hati mempertemukan kita. Kisah  inilah yang ingin kuceritakan, kisah pertama nan kompleks yang pernah terjadi. Ku sisipkan beberapa potong kalimat dari penaku waktu itu. Dengarlah aku bercerita.

28 januari 2015

“Tapi entah mengapa aku tetap menaruh kepercayaan besar ini padamu. Waktu terus berjalan, setiap detikan waktu membantuku untuk menjawab semuanya”

     Rasa kecewa itu kerap kali muncul di dalam benak. Rindu? Tidak, tidak ada rindu didalamnya. Hanya lantunan kata kecewa yang selalu terdengar. Risih sekal memang berada di posisi seperti ini, namun aku takjub dengan kegigihanmu menemaniku melewati masa-masa sulit ini. Sempat aku bertanya-tanya untuk apa pula kamu rela melakukan semuanya?

8 februari 2015
“Hari ini hariku kurang semangat. Pagi-pagi udah di chat sama kakak kesayangan kirain disemangatin untuk hari ini eh malah dibuat down”

     Semenjak aku dikecawakan olehnya dan memilih pergi, kamu hadir seperti pagi ini. Hari itu aku sungguh tak mengerti mengapa kamu selalu membahasnya? Mengapa pula kamu selalu mengingatkanku padanya? Hey! Ini kisahku bukan kisahmu, lantas untuk apa kamu menceritakannya berulang-ulang. Tak sadarkah kamu? Itu membuatku muak. Muak mendengar namanya. Tapi kamu tidak menyerah, penolakanku tak berpengaruh padamu. Lama-lama ku bosan, bosan mendengarkan hal-hal tentangnya. Tepat ditanggal ini pula kamu pernah berjanji satu hal padaku, janji yang  mengubah segalanya. Janji yang benar-benar kamu tepati. Kamu pasti ingat dengan janji ini, membersihkan gelas. Belum, ini belum gerbang cerita sebenarnya. Ini baru sebuah peta, peta yang menunjukan gerbang cerita sesungguhnya. Masih ada satu bulan lagi hingga akhirnya waktu mengizinkan kami memasuki gerbang kisah ini.

10 maret 2015

“perjalanan itu kembali ku mulai dihari ini, namun dengan tokoh utama yang berbeda. D(i)a, ya orang yang bagiku telah berhasil membersihkan gelas. Membuatku lupa akan kepedihan yang ku alami dahulu. Menyembuhkan luka yang lama. Dalam waktu ± 1 bulan, d(i)a telah membuat banyak perubahan”

     Yap, kalian benar kali ini. Inilah gerbang kebersamaan kami. Gerbang dimana semua kisah indah akan terangkai, gerbang dimana tawa bahagia yang akan selalu berdatangan, dan gerbang dimana pertama kali aku memulai lebih dalam. Adakah diantara kalian yang bertanya, mengapa tidak ditanggal delapan pula gerbang ini terbuka? Hahaha tenanglah ini hanya kesalahan teknis. Waktu itu ada beberapa hal yang tidak memungkinkan kami untuk bertemu, jadilah bergeser dua hari lebih lambat dari tanggal yang seharusnya. Eittsss, tapi walaupun gerbang ini sudah terbuka bukan berarti status kami menjadi resmi. Belum, masih ada hari-hari berikutnya tenanglah kisah ini tidak sesingkat yang dirasa.akan ku ceritakan detailnya kisah ini di lain waktu.....

Komentar