Day 1 #Semeru

Di kereta, perjalanan menuju kota Malang

Kesan pertama dalam perjalanan penutup
                Ide perjalanan ini muncul secara tiba-tiba, gua yang sedang libur kuliah dan rada penat atas pekerjaan rutinitas akhirnya ikut menyetujui dengan antusias ide perjalanan ke Semeru ini. Kami berangkat hanya ber 3 yaitu kuple sang sinematik yang merangkap sebagai porter pribadi wkwkwk, alvian si senior yang merencanakan perjalanan nekat ini, dan gue si bendahara yang mengatur seluruh biaya perjalanan dari mulai berangkat hingga bisa kembali ke rumah.

                Perjalanan ini rencananya hanya dilakukan oleh dua orang yaitu gue dan alvian tetapi setelah dipertimbangkan lagi, gak mungkin kan gue izin perjalanan jauh ke ortu kalau hanya ber dua? Apalagi gue beda gender sama si alvian. Dengan terpaksa namun menguntungkan guae ajaknya si kuple untuk ikut serta agar perjalanan gua kali ini aman dari restu orang tua.

                Kami ber 3 tiba di stasiun Pasar Senin kira-kira pukul 12.00 WIB, sengaja datang duluan memang karena takut ketinggalan kereta, lebih baik nungguin kereta daripada di tinggal kereta toh? Kalau kamu lebih baik nungguin dia atau ditinggalin dia? Ehh (abaikan !!!) wkwkwk. Pukul 13.00 WIB kereta membawa gua dan alvian menuju stasiun Malang, sedangkan jadwal keberangkatan kereta si kuple itu pukul 13.30 WIB. Jadi gini, karena gua mendadak ngajak si kuple (H-2 keberangkatan) nah jadi kita kehabisan tiket kereta yang sama, akhirnya cari-cari alternatif lain ketemulah solusi bahwa si kuple jadinya naik kereta yang jurusan stasiun Surabaya setelah itu dilanjut naik kereta biasa menuju stasiun Malang.

                Selama perjalanan menuju kota Malang, gua selalu dihantui rasa takut. Apa yang sebenarnya gua takutin? Jujur aja gua takut bahwa ini akan menjadi perjalanan penutup dari serangkaian petualangan yang telah gua jalanin sala alvian akhir-akhir ini. Sepanjang perjalanan kami tidak banyak mengobrol, larut dalam dunianya masing-masing. Terlebih lagi saat malam tiba, dia sering tak ada disampingku untuk menemaniku menikmati perjalanan. Sungguh saat itu jarak ini terlalu jauh aku tempuh, ingin rasanya segera tiba di kota Malang. Bingung harus berbuat apa dan cerita pada siapa, akhirnya note catatan juang ku torehkan tinta biru untuk meluapkan semua perasaan yang sedang dirasa.

23 Agustus 2018, pukul 22.00 WIB

Ahh.. Seperti ada yang hilang dari sosoknya, atau aku yang terlalu berharap lebih? Dirinya memang milik semesta, bukan milik siapa-siapa. Rasa ini salah, aku tahu itu. Akankah setiap ku percayakan rasa selalu pada orang yang tak mungkin ku genggam?. Sudah! Capek berdebat antara logika dengan hati. Bisakah kamu mengerti diriku yang merindu ini amat menantikan perjalanan ini agar dapat melunasi semua rindu yang menumpuk, walau harus diteror dengan segala kemungkinan bahwa ini akan menjadi perjalanan penutup antara aku dan kamu.

                Tapi nyatanya bagimu aku adalah seorang perempuan kecil yang dapat membuat kesal, bawel dan pelit. Tak ada kesan indah pada diri ini. Bisakah kamu diam sejenak untuk pejalanan kali ini? Menemaniku melewarti sepi dan sunyinya malam ini? Sejenak menyeruput minuman bersama atau sekedar mengarahkan ku untuk bersandar padamu. Kenyataannya semua itu hanya inginku yang tak pernah menjadi anganmu.

Komentar