Pelarian #2


Setelah kepergianmu, tanggal merah merupakan hari yang amat aku hindari. Betapa tidak? Diriku direngut sepi tatkala hari libur datang menghampiri. Berjuang untuk meniadakan tanggal merah di kalender dari kehidupan ku, karena dengan sendiri dan berdiam membuat angan ku selalu melayang terhadapmu.

                Hari ini, ku langkahkan kaki keluar dari kota ini, kota yang banyak menyimpan kenangan antara aku dan kamu. Rasanya tidur di bus merupakan hal terenak dibanding tidur dirumah yang sendirian. Ku tempuh puluhan kilometer dengan waktu kurang lebih 6 jam, rasanya tetap sama, sepi. Mungkin aku tidak hanya butuh tempat baru, tetapi juga butuh orang-orang baru untuk sekedar berbincang. Hamparan gunung-gunung dan berbagai macam pendaki di pinggiran jalan yang ku lihat dari kaca bus pun tak membuat hati ku melupakan segala tentangmu, rasanya aku ingin berkelana saja menyusuri setiap sudut desa.

                Ku buka hp ku, ku lihat engkau disana baik-baik saja tanpa aku, ku lihat engkau disana tertawa lepas saja tanpa aku, seakan ada atau tidaknya aku merupakan hal sama saja. Ah bodoh! Kau saja mampu tertawa atas apa yang telah kita alami akhir-akhir ini, lantas apa alasan yang membuatku sulit untuk tertawa sepertimu?

                Perihal ditinggalkan dan meninggalkan, entah mana yang lebih menyakitkan, akupun tidak tahu. Dua kali aku memilih untuk meninggalkan, karena bagiku berjuang untuk orang yang enggan berjuang bersama lagi adalah hal yang menyakitkan secara perlahan. Layaknya mawar berduri yang indah, digenggam dan dilepas sama sama menyakitkan. Jika memang bahagiamu adalah terlepas dari ku, lantas kenapa tidak dari dulu saja kau melepaskan diri? Kenapa harus melewati serangkaian proses drama percintaan yang pelik dan rumit? Ataukah memang ini yang kamu inginkan untuk sekedar mencatat cerita percintaan dalam hidupmu? Bagiku cinta bukan untuk main-main.

                Setidaknya aku bangga dengan diri ku hari ini yang berhasil membunuh waktu, aku bangga bisa cepat berjumpa kembali dengan hari senin, aku senang bisa kembali menyibukan diri untuk menyingkirkan sejenak fikiran tentang mu.

Komentar