Perihal melepas



“Lu mah kalau kangen bukan orangnya sih ya tapi kenanangannya” – FS
Melepaskan memang menyakitkan
Tetap dilanjutkan juga sama menyakitkan

                Kehilangan tempat untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah memang sebuah keputusan yang hampa, namun melanjutkan dengan orang yang sama juga proses menyakiti diri perlahan yang terus menerus. Rasanya diri ini memang tak menginginkan mu sebagai kesatuan orang yang utuh, cuman butuh tempat yang dapat menjadi rumah siapapun itu orangnya. Yang sangat berat melepaskan adalah kebiasannya bukan tentang orangnya. Sendiri memang tak mengenakan, walaupun ada kalanya kita memang membutuhkan waktu untuk sendirian.

                Kita adalah dua manusia yang masing saling berpegang teguh pada ego masing-masing dan belum mau saling memperbaiki dan memberi, hanya saling menuntut.

                Berbeda dengan perpisahan sebelumnya, rasanya melepaskannya adalah suatu kesalahan yang fatal yang gue lakuin waktu itu. Sedangkan perpisahan kali ini adlaah sesuatu yang memang sudah gue perhitungkan matang-matang. Sedih pasti ada, tapi bukan karena kehilangan orangnya tapi lebih ke kehilangan momennya.

                Sekarang gak ada lagi yang setiap hari chat, setiap malem vcall maupun telfon, tempat berbagi seluruh cerita, tempat bertukar pendapat yang gak kenal waktu, teman mendaki yang ngejagainnya ketat. Semuanya kini harus terpaksa dilepas, bukan karena sudah tak ingin, tapi “untuk apa terus menggenggam orang yang ingin bebas?”

Untuk mu, kamu terlalu bebas untuk ku miliki.
Biarlah kamu abadi dalam ingatan, tidak untuk diulang.
Biarlah rasa itu kian memudar seiring waktu, sakit yang ku alami sekarang adalah proses, layaknya orang di rehabilitasi, terlepas dari sesuatu yang candu memang sangat menyiksa, tapi semua demi kebaikan bersama.

Oh iya lagi suka dengerin lagu yang liriknya gini:

Jangan datang lagi cinta
Bagaimana aku bisa lupa
Padahal kau tau keadannya
Kau bukanlah untuku
Jangan lagi rindu cinta
Ku tak mau ada yang terluka
Bahagiakan dia
Aku tak apa
Biar aku yang pura pura lupa

Komentar