Beruntungnya aku bertemu dengan mu
Memang untuk saat ini benar-benar tak bisa ku prediksi
bagaimana akhir kisah ini.
Kamu bahkan
rela meluangkan waktu mu hanya untuk memberikan ku sebuah penjelasan, sebuah
hal sederhana yang tak banyak orang bisa lakukan terhadapku. Sifatku yang keras
kepala dan kuat argument ketika sedang emosi membuat mereka semua mundur dan
memilih memendam. Tapi tidak denganmu, kamu dengan sabar menunggu waktu dan
kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Walaupun maaf untuk saat ini aku belum
sepenuhnya percaya atas segala hal yang kamu jelaskan, tapi aku sangat
mengapresiasi usahamu untuk menjelaskan.
“Aku
baru ngalamin ternyata gini ya pisah karena overnethink” ucapmu padaku. Setiap
dibohongin hingga batas dua kali, diriku selalu merasa was was akan sesuatu
padahal belum tentu sesuatu itu dapat terjadi seperti apa yang aku fikirkan.
Biarkan rinduku dan rindumu melebur dalam temu.
Ya,
kita memilih untuk berteman, saling intropeksi diri masing-masing. Kita sepakat
untuk memberi jeda atas hubungan ini, entah jeda yang berkelanjutan atau jeda
yang sebenar-benarnya jeda. Kita lihat saja nanti akhirnya akan seperti apa, yang
pasti ada harap yang harus aku redamkan, ada ingin yang harus aku hilangkan.
Pertemuan
kita hari ini sangat-sangat mengikis rasa rindu yang telah lama menggerogoti,
meredam pilu yang kian hari kian tak tentu arah, mendamaikan jiwa yang telah
lama melalangbuana. Sampai manakah ujung kisah kita? Biarlah ku biarkan dirimu
menemani kembali perjalanan ini, sosok yang sama dengan tupoksi tugas yang
berbeda. Kita sepakat untuk memulainya kembali dari nol, membiarkan diri melebur
segala rasa yang selalu ingin mendahului.
Semoga
Semoga saja rasa ini tak hanya aku rasakan sendirian
Semoga saja rasamu juga benar adanya
Semoga saja.
Komentar
Posting Komentar