Bunga tidurku

 

Ragamu kembali hadir dalam malam sunyi yang ku punya dua hari lalu. Ah, seharusnya ku tuliskan cerita ini lengkap setelah aku terjaga dari tidurku. Sayang, ceritanya menguap begitu saja sehari setelahnya. Namun, tetap kamulah wajah yang ku ingat jelas, walau alur cerita tak mampu ku jelaskan. Entah apa maksud kehadiran mu malam itu, ku mencari dan mencari jawabannya hingga hari ini, jawaban itu menghampiriku dengan sendirinya.

*ting!* pesan baru masuk dari nomor yang tak ku kenal. Ku buka profilnya untuk mengetahui siapakah yang mengirim pesan itu. Ternyata, sahabat terbaikmu yang mengirimi pesan itu kepadaku. Sudah sejak lama nomornya terhapus dari ponsel ku, perihal hal yang sama, ponsel hilang.

“Assalamu’alaikum” kalimat pembuka percakapan kami sore ini.

“Wa’alaikumsalam, eh elu. Maaf yah nomornya hilang, ada apa?” tanyaku. Hampir seluruh pesan yang ku terima dari teman-teman ku adalah pesan yang membawa berita ataupun keperluan, sepertinya jarang sekali ponsel ku menerima pesan basa basi.

X: “Gak apa apa kok” jawabnya.

Y: “kirain” balasku.

X: “Btw, gue mau ngasih kabar”

X: “kabar apa?”

Y: “dia dirawat”

X: “inalillahi, kirain mau ngasih kabar dia mau nikah”

Y: “Dia batuk darah, tiga minggu yang lalu dirawat dan baru seminggu yang lalu diizinin pulang. Dua hari yang lalu dirawat lagi, ada kemungkinan dirujuk lagi. Hanya ibunya yang jagain, kalau ibunya pulang ya dia sendiri”

X: “ih, mau ikut nemenin”

Y: “Liat nanti aja kalau dia udah stabil”

X: “oke, tolong jaga dia ya”

Y: “siap”

                Hanya kabar, berita dan cerita dari teman-teman mu yang sampai di penglihatan dan pendengaranku. Hei, tak adakah kesempatan untuk aku melihat dan mendengarnya langsung dari mu?. Aku amat merindu suaramu, wangimu, senyumu, serta kalimat-kalimat yang keluar dari bibir itu. Aku merindu menghabiskan sisa hariku bersamamu. Aku merindu mendampingimu mengecilkan batu kutukan yang ada di dalam dadamu itu. Aku merindu ide-ide gilamu tentang masa depan yang kamu impikan.

Aku yakin, masih ada banyak hal yang ingin kamu capai di dunia ini. Ku harap apapun yang kamu inginkan dapat kamu wujudkan. Aku tahu batu kecil itu kini kambali mengganggumu, entah baru-baru ini karena aku baru tahu atau memang sudah sejak lama batu kecil itu datang kembali mengganggu aktivitas sehari-harimu. Apapun itu, ku harap, kali ini kamu mampu melawan nya lagi dan lagi. Seperti dulu, ketika aku masih punya kesempatan mendampingi prosesmu melawan batu kecil itu.

Hey, pernahkah terlintas dalam benak mu pada satu malam kamu merindukan ku? Rasanya sosokmu masih menyelinap dalam fikiran ku. Walau sudah tidak sesering dahulu. Masihkah kamu ingat hangatnya geganggaman tangan kita? Seakan apapun yang akan terjadi didepan sana, tak akan membuatku takut, karena aku tau ada kamu disampingku. Kini tak ada lagi genggaman itu, hanya untaian doa yang mampu kulakukan, hanya memori yang mampu ku putar.

Tulisan ini ditulis dari aku yang sedang merindumu, dari aku yang baru saja mendengar kabar buruk dari sahabatmu, semoga kamu lekas pulih, lekas mewujudkan ide-ide gilamu itu.

 

Komentar