Cerita Absurd Trip Mt. Gede #1



Pernah gak sih lo ngerasain gak pengen apa-apa kecuali satu?


              Yapsss, itu yang gua rasain dari dulu. Juju raja banyak tawaran yang ngajak gua trekking ke berbagai gunung di pulau jawa bahkan NTB. Bisa nebak lah ya, ada yang ngajak gua ke Cikuray, Semeru, Rinjani, Bromo, Prau, Merbabu, Puncak Salak dannn ya pokoknya gitu dah. Tapi ya namanya juga gak kepengen, aku bisa apa? Dari dulu pengen banget yang namanya ke gunung Gede Pangrango, alasannya sederhana hanya karena letak kedua gunung ini tak begitu jauh dari rumah (sekitar 3 jam perjalanan). 

                Akhirnya setelah sekian lama mendambakan pendakian itu ada salah satu temen baru gue yang ngajak untuk melakukan pendakian ke Gunung Gede (pengennya ke Pangrango juga, tapi maklumin namanya juga karyawan jadi gak banyak waktu liburnya hehehe). Berbekal kepercayaan dari Perjalanan Cibereum kemarin, gue memberanikan diri untuk melakukan pendakian walaupun hanya berdua. Sebenernya ada 2 orang yang ngajak naik dengan waktu trip yang berbeda tapi tujuan yang sama yaitu Gunung Gede, tapi keduanya sama-sama sudah melakukan pendaftaran online beberapa bulan lalu. Nah, akibat celotehan kecil di salah satu akun social media gua, akhirnya ada yang peka ngajak gua buat naik. 

                Karena hanya perjalanan berdua jadi kami memutuskan untuk memakai kendaraan roda dua untuk sampai di basecamp cibodas. Dalam perjanjian sih perjalanan seharusnya dimulai jam 8 malam, karena ada beberapa hal yang belum lengkap jadinya perjalanan ditunda beberapa jam (noted: tali rapia dan beberapa pretelan cemilan belom kebeli, nungguin temen selesai nonton konser dikampus buat isi ulang gas sama dia, nyamperin temen lain dikampus buat ambil celana). Ujung-ujungnya kita berangkat pukul setengah dua belas malam genk! Wkwkwk sampe camp cibodas sekitaran pukul 4 pagi, agak lama karena memang tidak memungkinkan untuk ngebut (carriel ada di depan serta dibelakang), juga sudah sekalian belanja makanan untuk menunjang penghidupan selama pendakian. 

                Diperjalanan ada pristiwa yang sampe sekarang terusss dibahas sama doi. Jadi beberapa kilometer sebelum camp cibodas (sebelum jalur menanjak terus) kita mampir ke salah satu toko belanja yang (masih buka) ada dipinggir jalan. Belanja cemilan cepuluh cebelas untuk menambah kemewahan selama pendakian, akhirnya dibelilah susu, puding, coklat, mie instan, minuman warna, serta biscuit. Wuih pokoknya udah enak dah, tapiiii karena jalanan yang mulus dan gelap dan angin sepoy-sepoy membuat mata ini mulai sedikit terpejam. Sebenarnya alasan utamanya bukan itu sih, dikarenakan cariel belakang yang lumayan beratnya kalau naik motor jadi ujung cariel harus berada diatas besi motor biar lebih ringan, nah karena ini jadi makanan yang tadi dibeli gua taro kesamping ehhh malah jatoh dijalan tiba-tiba wkwkwk. Udah gelap, lagi tanjakan dan dingin ada aja yak kejadiannya. Berkat kejadian itu doi terus menyalahkan gua atas kejadian susu keinjek mobil.

“Yahhh, susu gua kelindes mobil kan”
“lah rokok gua ilang juga”
“Mie gua remuk padaan dah”

Tapi dibalik semua celoteh keluh kesahnya ke gua, karena itu juga yang selalu ngebuat gua ketawa sepanjang perjalanan pendakian. Karena mengejar waktu istirahat jadi harus tetap dilanjutkan dengan membawa sisa-sisa makanan yang masih bisa diselamatkan. Gak lama abis insiden susu kelindes mobil, kami berhenti kembali untuk mengganti makanan yang tak bisa diselamatkan, rehat sejenak untuk merenggangkan badan. Kalau tidak salah saat itu pukul 03.40 dan tepat pukul 04.00 kami sampai yeeaayy di bascamp cibodas tepatnya diwarung umi. Jadi rumah Umi ini adalah tempat makan yang menyediakan tempat untuk tidur juga (di lantai 2) bagi pendaki yang ada di cibodas. 

Tanpa tidur kami makan, sholat subuh, serta packing ulang barang bawaan. Niatnya mau jalan abis subuh tapi karena kami ketinggalan rombongan jadi nunggui sampe jam 7 pagi. Rombongan pendaki makin sepi di camp cibodas, karena matahari semakin meninggi akhirnya kami memutuskan untuk tetap memakai jalur Putri dengan konsekuensi turun via Putri juga. Dari camp cibodas kami bawa motor ke camp Putri, jalanan ang menanjak membikin diri ngeri kejungkir kebelakang untung aja motornya strong :D. Sesampainya di Putri kami rehat sejenak untuk membeli air untuk perjalanan, setelah dirasa cukup istirahatnya kami langsung melanjutkan perjalanan menuju pos simaksi, setelah beres dengan semua pretelan pendakian serta briefing, kami langsung melanjutkan perjalanan.

Komentar